Matahari - Kejora

"Bahkan Langit dan Bumi pun bisa bersatu di cakrawala."

Sepasang Buih Senin, Januari 26, 2009

Kejora, pernahkah kau mendengar, bahwa Allah telah menciptakan manusia, lengkap dengan kadar kebahagiaan dan kesedihannya, kadar tawa dan air matanya. Jika saat ini, kau dan aku telah cukup banyak mengeluarkan air mata, maka akan tiba saatnya nanti, kita tidak lagi akan mengeluarkan air mata, air mata yang telah dicukupkan Allah dalam penciptaan kita telah habis, dan akan segera berganti senyum bahagia.

Kejora, kita akan sama-sama melanjutkan perjalanan kisah kita sampai ke titik akhir, sampai Sang Pengarang kehidupan membubuhkan tanda titik di kalimat penghabisan. Sementara saat ini kisah kita masih baru bermula. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan ditulis oleh Sang Pengarang dalam kelanjutkan kisah kita. Jangan dulu menyerah. Kuatkanlah. Kuatkanlah.

Kita adalah sepasang buih di lautan lepas. Kadang ombak membawa kita meninggi hingga mampu kita lihat garis-garis pantai tempat kita akan berlabuh. Kadang ombak membawa kita ke dasar hingga tak ada yang kita lihat selain samudera dalam dan palung-palung tempat kita akan tenggelam.

Selamat tidur kekasihku, perempuanku, kejoraku. Esok akan kita jelang lagi tawa dan suka cita. Esok akan kita lanjutkan kembali roman tentang kita, tentang pengantin semesta: matahari dan kejora.

0 komentar:

Posting Komentar