Matahari - Kejora

"Bahkan Langit dan Bumi pun bisa bersatu di cakrawala."

Di Belahan Bumi Berbeda, Belahan Jiwaku Berada Sabtu, Februari 07, 2009

selalu kupandangi potretmu dalam pigura jiwa
sambil mengingat-ingat kembali raut wajahmu
yang kucipta dari baris-baris perjumpaan kita
pada senja, pada malam, pada sujud pagi

pada janin embun yang bertahan dalam gigil sunyi
matahari terlahir membawa hangat sinarnya
pada benih hujan yang bersemai dalam terik matahari
pelangi pun hadir bersama indah wewarnanya
pada tangis rindu yang menggenang di mata kita
benang-benang hati menyulam menyatukan cinta

kapal cinta kita begitu besar
takkan karam hanya oleh sekibas ekor pari
samudera cinta kita begitu dalam
takkan menguap hanya oleh senyala api

pada palung hati jauh di kedalaman
cinta ini aku pahat pada tiap dinding karangnya
pada helaian nafas pemberi kehidupan
cinta ini aku bisikkan pada tiap titik hembusnya

aku merinduimu lekat di ketinggian harap perjumpaan
mereka-reka sketsa esok pada langit-langit entah
meski tertanya keyakinan akan hari kebersatuan
tetap melangkah, jangan berputus menyerah

di belahan bumi berbeda, belahan jiwaku berada
tak akan pernah dalam jurang menghalang
kan kita turunkan tangga dari langit-langit doa
pada sepertiga, pada wajib yang lima, pada setiap detikNya
mendakilah lewat sujud-sujud pinta
menuju kebersatuan kita dalam cinta

di belahan bumi berbeda, belahan jiwaku berada
tak akan pernah jauh jarak membentang
kan kita lemparkan temali-temali cahaya
mengikat hati kita dalam satu cinta

di belahan bumi berbeda, belahan jiwaku berada
pada detak yang satu, pada nafas yang satu
hatiku hatimu hati kita satu dalam cinta


matahari-kejora, 070209

Sepasang Buih Senin, Januari 26, 2009

Kejora, pernahkah kau mendengar, bahwa Allah telah menciptakan manusia, lengkap dengan kadar kebahagiaan dan kesedihannya, kadar tawa dan air matanya. Jika saat ini, kau dan aku telah cukup banyak mengeluarkan air mata, maka akan tiba saatnya nanti, kita tidak lagi akan mengeluarkan air mata, air mata yang telah dicukupkan Allah dalam penciptaan kita telah habis, dan akan segera berganti senyum bahagia.

Kejora, kita akan sama-sama melanjutkan perjalanan kisah kita sampai ke titik akhir, sampai Sang Pengarang kehidupan membubuhkan tanda titik di kalimat penghabisan. Sementara saat ini kisah kita masih baru bermula. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan ditulis oleh Sang Pengarang dalam kelanjutkan kisah kita. Jangan dulu menyerah. Kuatkanlah. Kuatkanlah.

Kita adalah sepasang buih di lautan lepas. Kadang ombak membawa kita meninggi hingga mampu kita lihat garis-garis pantai tempat kita akan berlabuh. Kadang ombak membawa kita ke dasar hingga tak ada yang kita lihat selain samudera dalam dan palung-palung tempat kita akan tenggelam.

Selamat tidur kekasihku, perempuanku, kejoraku. Esok akan kita jelang lagi tawa dan suka cita. Esok akan kita lanjutkan kembali roman tentang kita, tentang pengantin semesta: matahari dan kejora.

Kecupan Manis Kamis, Januari 22, 2009

Aku mengirimimu kecupan manis dari lubuk hatiku
Kita takkan terpisah waLau rotasi pLanet terhenti
Tak pernah terLaLu jauh jarak antara kita
Kan kunaiki komet tuk sampai ke tempatmu berada
DaLam satu detik tatapan menjeLma jadi kecupan
DaLam satu detakan aku tahu duniaku tak Lagi sama
Tak ragu, seLamanya hanya dirimu
Satu2nya dan tak ada kesangsian
Karena aku mengirimi kecupan manis dari Lubuk yang terdalam

Kejora

Kejora Selasa, Januari 20, 2009

kau senyata bintang pagi yang menuntun matahari terbit dari peraduannya.
kau senyata senja yang mengawali keheningan malam dengan selimut jingganya.
kau senyata bintang yang menunjuk arah para pelaut di samudera.
kejora, maya ataukah nyata bagiku kau tetaplah nyata.
dan aku mencintaimu. dalam maya. dalam nyata.

Tak Ada Dongeng Malam Ini Selasa, Januari 20, 2009

Membaca dan membaca lagi percakapan kita di malam-malam yang telah lewat, tentang matahari dan kejora, tentang dongeng-dongeng yang kubisikkan sebelum kau terlelap, tentang cinta kita, tentang kesalingmencarian kita, sungguh tak ada alasan bagiku untuk meragukanmu. Aku percaya sepenuhnya seperti juga kau mempercayaiku. Tapi, entah. Beberapa saat lalu tiba-tiba aku merasa rapuh, memikirkan kemungkinan-kemungkian dan asumsi-asumsi yang tak seharusnya aku pikirkan. Pikiran-pikiran itu tiba-tiba saja melintas, menyelinap di sela-sela getar bahagiaku mensyukuri anugerah terindah yang pernah Allah berikan kepadaku.

Sungguh aku tidak bermaksud untuk membuatmu menangis dengan kerapuhanku. Sungguh aku tak bermaksud untuk membuatmu asing dengan pikiran-pikiranku. Memikirkan pikiran-pikiran itu, aku pun menangis, karena aku teramat takut kehilanganmu. Kau yang begitu dekat di setiap detik waktuku. Kau yang telah meninggikan aku sedemikian tinggi hingga dapat kucium dan kurasakan aroma surgawi. Kau yang telah membuatku melihat apa yang tak kulihat pada diriku sendiri. Kau yang dengan tulus mencintai apa adanya diriku. Kau yang telah membawa kedamaian dalam hatiku. Kau yang segalanya bagiku.

Kita adalah sepasang buih di lautan lepas. Kadang ombak membawa kita meninggi hingga mampu kita lihat garis-garis pantai tempat kita akan berlabuh. Kadang ombak membawa kita ke dasar hingga tak ada yang kita lihat selain samudera dalam dan palung-palung tempat kita akan tenggelam.

Membaca dan membaca lagi pesanmu menguatkan aku. Meski mungkin mimpiku terlalu tinggi untuk bisa bersamamu, namun aku percaya. Bukankah kita hidup dari mimpi-mimpi? Seperti kisah seorang gembala spanyol yang bermimpi menemukan harta di bawah piramida, aku akan melangkah untuk menemukan mimpiku di dalam pelukmu, kau di dalam pelukku. kita saling menyatu.

Maafkan aku karena telah rapuh sbeberapa saat lalu, hingga tak ada dongeng untukmu malam ini. Sungguh aku ingin kembali membisikkan dongeng-dongeng di telingamu, mengantar lelapmu, berbaring di sisimu dan memandangi wajahmu yang seperti kejora di penghabisan malam. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Sungguh tak ingin aku kehilanganmu. Aku takut. Aku tak bisa membayangkan jika aku harus kehilanganmu.

Peluk dan kecupku di tidurmu. Semoga saat ini kau tengah terlelap dan bermimpi indah tentang kebersatuan kita di alam sana. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Meski saat ini aku hanya bisa mengungkapkannya dalam kata, namun hatiku lah yang berkata. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu seutuhnya dirimu, seutuhnya diriku.

Selamat tidur kekasihku, perempuanku, kejoraku. Esok akan kita jelang lagi tawa dan suka cita. Esok akan kita lanjutkan kembali roman tentang kita, tentang pengantin semesta: matahari dan kejora.

Menujumu Sabtu, Januari 17, 2009

luasan langit mana harus kujelajah
rindu telah merimbun menjadi belantara
pepohonannya menjulang melantunkan doa-doa

telah bosan kutitipkan rindu pada angin
ia pernah khianat menghembuskannya pada puyuh
dedaunnya yang rapuh, patah luruh

dalaman samudera mana harus kuselam
rindu telah membanjir menganak sungai
arusnya menderas menghamba muara

telah bosan kutitipkan rindu pada buih
ia pernah khianat melabuhkannya pada badai
alirnya yang berai, cerai burai

: menujumu, kapankah sampai

di istana senja aku menanti Jumat, Januari 16, 2009

Senja menanti malam memeluknya
Merindu angin membelainya dan mengharap awan mengayun tidurnya
Meski daun di pohon hati tlah berguguran
Senja setia menunggu mentari di peraduan
Ketika malam merangkak tinggalkan rembulan,
Kumasih disini bersama angan
Ketika wajahmu pergi tinggalkanku, kutetap disini menanti pagi
Sampai lelah membawaku pergi
Ku tak pernah berhenti menunggumu kembali
Meski kenyataan memaksaku tuk memilih
Ku kan tetap disini memeluk imagi...

Lingkaran Jumat, Januari 16, 2009

Kita adalah dua titik dalam satu lingkaran, yang meskipun berjauhan pada titik terjauhnya, akan saling mencari, berputar pada orbit yang sama dan akhirnya bertemu pada satu titik kebersatuan.

Kita bukanlah dua titik yang saling terpisah dalam ruang hampa, yang meskipun telah saling mencari menempuh garis lurus yang saling mendekati, akan berpisah seketika setelah pertemuan, dan akan saling menjauhi.

Meski saat ini kita tengah berjauhan, bahkan untuk saling bertatap mata dan rupa, kita akan tetap dan terus menjelajahi titik-titik dalam busur lingkaran itu hingga saatnya tiba. Titik-titik pada busur lingkaran itulah yang akan mengantarkan kita, aku menuju, kau menujuku.

*Sebuah coretan pengantar tidur untukmu, kejora..

dan pagi pun terdiam Selasa, Januari 06, 2009

aku lumpuh dalam sepi
di langit matahari sobek, di hati kegalauan
sungai pucat tanpa ombak tanpa sampan

aku lumpuh dalam sepi
menunggu jua hingga fajar melumat dinding lengang
mencabik seluruh harap perjumpaan

dalam lelap mimpi
yang tergeletak di persada langit. Waktu pun tiada
dimensi ruang dan gerak menyatu dalam hasrat diri

menjadi diam tiada

Ijinkan Aku Mencintaimu.... Senin, Januari 05, 2009

Tuk seseorang yang mempesonaku di ruang maya..karena kesederhanaannya...

Ijinkan aku mencintaimu,
Cinta yang datang sekonyong – konyong
ketika maya serasa nyata

Cinta yang tak bisa dirumuskan secara kimia :
apakah akan larut menjadi gemuruh rindu dan kepasrahan total
ataukah menggumpal dan membatu dalam hati,
tinggal sebagai fosil kepedihan dan kegundahan

Ijinkan aku mencintaimu,
Sekalipun hanya dalam mimpi – mimpi panjang
Hadirkan engkau dalam senyum damai
dan rengkuhan kasih tak terlarai

Ijinkan aku mencintaimu,
Mengetuk pintu hati yang setengah terbuka,
Mengintip ke dalam, temukan cahaya terang di nuranimu…
Sambil berharap : kan kutemukan ruang hati untukku,
Yang cukup lega untuk membangun asa bersamamu

Dalam utuh harapku...aku merasa berdua denganmu jauh lebih baik..

Di Sudut Senja Senin, Januari 05, 2009

Tunggulah aku di sini,
di titian senja temaram !
serumu dalam gamang dan galau…

Ingin kueja ulang kata – katamu,
‘tuk pastikan kau menyeru dalam sadar…

(Bukankah yang pasti adalah ketakpastian itu sendiri :
Selaksa kemungkinan membayangi pesanmu..
Sejak panas matahari membakar ubun – ubun kita,
hingga rona merahnya lenyap di barat..)

Sekarang usia memburu kita…
Membuatku sadar akan hidup yang tak fana,
Menyisakan tanya :
Sampai kapan indahnya pagi ini ini dalam dekapan...

Matahari....

Aku cemas....

Harapan Fajar Senin, Januari 05, 2009

Kalau aku meninggal detik ini
tidak ada yang kusesali
kalau aku dipanggil Tuhan detik ini
tidak ada yang kutangisi

Kalau aku ditanya apa keinginanku detik ini
tidak ada lagi yang aku inginkan
karena Tuhan telah memberi terlalu banyak
karena Tuhan telah memberi petunjuk

Kalau aku harus meninggal detik ini
tidak ada lagi yang aku rasakan bedanya
kalau aku harus ketemu Tuhan detik ini
tidak ada lagi yang aku minta dariNya

Selain "Matahari" yang kudekap detik ini

Aku membutuhkannya seperti dia membutuhkanku

jangan ambil dia dariku.........Tuhan

Ijinkan aku mencintaimu Minggu, Januari 04, 2009

Tuk seseorang yang mempesonaku di ruang maya..karena kesederhanaannya...

Ijinkan aku mencintaimu,
Cinta yang datang sekonyong – konyong
ketika maya serasa nyata

Cinta yang tak bisa dirumuskan secara kimia :
apakah akan larut menjadi gemuruh rindu dan kepasrahan total
ataukah menggumpal dan membatu dalam hati,
tinggal sebagai fosil kepedihan dan kegundahan

Ijinkan aku mencintaimu,
Sekalipun hanya dalam mimpi – mimpi panjang
Hadirkan engkau dalam senyum damai
dan rengkuhan kasih tak terlarai

Ijinkan aku mencintaimu,
Mengetuk pintu hati yang setengah terbuka,
Mengintip ke dalam, temukan cahaya terang di nuranimu…
Sambil berharap : kan kutemukan ruang hati untukku,
Yang cukup lega untuk membangun asa bersamamu

Dalam utuh harapku...aku merasa berdua denganmu jauh lebih baik..

Pejalan Larut dan Kejora Jingga Kamis, Januari 01, 2009

disinggahinya setiap kota dalam derau sunyi
menatih lelangkah lengang remang persimpangan
membaca reraut kusut pintu-pintu toko
dan sisa debu di bibir aspal yang mendingin

ada luka yang tak pernah sembuh di punggungnya
jemari kaki yang khusyuk menjejaki tanda-tanda
digenggamannya angin yang mendesis resah
seresah jiwanya membaca peta dan arah

ia ingat kecup yang selalu ia bawa di keningnya
ia ingat baris-baris doa di telapak tangannya
dan butiran tasbih di setiap saku bajunya

dari kota ke kota ia mencari setengah jiwanya
yang pernah dibisikkan malaikat di telinga mungilnya
sebelum ia dilahirkan ke dunia

dari waktu ke waktu ia mencari separuh hatinya
yang telah dibawa malaikat dari hati kecilnya
demi kelahiran sosok bidadari surga

selalu ia mengawali langkah di permulaan senja
ketika kejora membiaskan jingga cakrawala
menghantar pesta pora bintang di hamparan langit
semarak tanda penunjuk arah dan peta

selalu ia singgah pada permulaan fajar
ketika kejora membiaskan jingga cakrawala
membuka tirai-tirai cahaya di ufuk timur
penanda harapan dan mimpi yang terlahir kembali

sampai saatnya tiba
pejalan larut meniti jembatan cahaya
menjemput kejora jingga di istana senja


Matahari, 311208