Matahari - Kejora

"Bahkan Langit dan Bumi pun bisa bersatu di cakrawala."

Tak Ada Dongeng Malam Ini Selasa, Januari 20, 2009

Membaca dan membaca lagi percakapan kita di malam-malam yang telah lewat, tentang matahari dan kejora, tentang dongeng-dongeng yang kubisikkan sebelum kau terlelap, tentang cinta kita, tentang kesalingmencarian kita, sungguh tak ada alasan bagiku untuk meragukanmu. Aku percaya sepenuhnya seperti juga kau mempercayaiku. Tapi, entah. Beberapa saat lalu tiba-tiba aku merasa rapuh, memikirkan kemungkinan-kemungkian dan asumsi-asumsi yang tak seharusnya aku pikirkan. Pikiran-pikiran itu tiba-tiba saja melintas, menyelinap di sela-sela getar bahagiaku mensyukuri anugerah terindah yang pernah Allah berikan kepadaku.

Sungguh aku tidak bermaksud untuk membuatmu menangis dengan kerapuhanku. Sungguh aku tak bermaksud untuk membuatmu asing dengan pikiran-pikiranku. Memikirkan pikiran-pikiran itu, aku pun menangis, karena aku teramat takut kehilanganmu. Kau yang begitu dekat di setiap detik waktuku. Kau yang telah meninggikan aku sedemikian tinggi hingga dapat kucium dan kurasakan aroma surgawi. Kau yang telah membuatku melihat apa yang tak kulihat pada diriku sendiri. Kau yang dengan tulus mencintai apa adanya diriku. Kau yang telah membawa kedamaian dalam hatiku. Kau yang segalanya bagiku.

Kita adalah sepasang buih di lautan lepas. Kadang ombak membawa kita meninggi hingga mampu kita lihat garis-garis pantai tempat kita akan berlabuh. Kadang ombak membawa kita ke dasar hingga tak ada yang kita lihat selain samudera dalam dan palung-palung tempat kita akan tenggelam.

Membaca dan membaca lagi pesanmu menguatkan aku. Meski mungkin mimpiku terlalu tinggi untuk bisa bersamamu, namun aku percaya. Bukankah kita hidup dari mimpi-mimpi? Seperti kisah seorang gembala spanyol yang bermimpi menemukan harta di bawah piramida, aku akan melangkah untuk menemukan mimpiku di dalam pelukmu, kau di dalam pelukku. kita saling menyatu.

Maafkan aku karena telah rapuh sbeberapa saat lalu, hingga tak ada dongeng untukmu malam ini. Sungguh aku ingin kembali membisikkan dongeng-dongeng di telingamu, mengantar lelapmu, berbaring di sisimu dan memandangi wajahmu yang seperti kejora di penghabisan malam. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Sungguh tak ingin aku kehilanganmu. Aku takut. Aku tak bisa membayangkan jika aku harus kehilanganmu.

Peluk dan kecupku di tidurmu. Semoga saat ini kau tengah terlelap dan bermimpi indah tentang kebersatuan kita di alam sana. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Meski saat ini aku hanya bisa mengungkapkannya dalam kata, namun hatiku lah yang berkata. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu seutuhnya dirimu, seutuhnya diriku.

Selamat tidur kekasihku, perempuanku, kejoraku. Esok akan kita jelang lagi tawa dan suka cita. Esok akan kita lanjutkan kembali roman tentang kita, tentang pengantin semesta: matahari dan kejora.

0 komentar:

Posting Komentar